Archive for Maret 2014

Sensor Panas (Thermal)



Sensor suhu adalah sensor yang cara kerjanya  merubah besaran suhu  menjadi besaran listrik.
Komponen yang termasuk dalam sensor suhu yaitu:
-       NTC
 NTC adalah komponen elektronika dimana jika dikenai panas maka tahanannya akan naik.
-      PTC
PTC adalah komponen elektronika dimana jika terkena panas maka tahannany akan semakin turun.
Ada 4 jenis utama sensor suhu yang biasa digunakan :
a) Thermocouple
Thermocouple pada pokoknya terdiri dari sepasang penghantar yang berbeda disambung las dilebur bersama satu sisi membentuk “hot” atau sambungan pengukuran yang ada ujung-ujung bebasnya untuk hubungan dengan sambungan referensi. Perbedaan suhu antara sambungan pengukuranmdengan sambungan referensi harus muncul untuk alat ini sehingga berfungsi sebagai thermocouple.

b) Detektor Suhu Tahanan
Konsep utama dari yang mendasari pengukuran suhu dengan detektor suhu tahanan (resistant temperature detector = RTD) adalah tahanan listrik dari logam yang bervariasi sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi ini adalah presisi dan  dapat diulang lagi sehingga  memungkinkan pengukuran suhu yang  konsisten  melalui  pendeteksian tahanan. Bahan  yang sering digunakan RTD adalah platina karena kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas.
c) Thermistor
Adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai koefisien suhu negatif. Karena suhu meningkat, tahanan menurun dan sebaliknya. Thermistor sangat peka (perubahan tahanan sebesar 5 % per ³C) oleh karena itu mampu mendeteksi perubahan kecil di dalam suhu.
d) Sensor Suhu Rangkaian Terpadu (IC)
Sensor suhu dengan IC ini menggunakan chip silikon untuk elemen yang merasakan (sensor). Memiliki konfigurasi output tegangan dan arus. Meskipun terbatas dalam rentang suhu (dibawah 200 ³C), tetapi menghasilkan output yang sangat linear di atas rentang kerja.


(sumber: http://ilmulistrik.com/sensor-suhu-bimetal.html. http://goodarif.wordpress.com/elektronika-
dasar/sensor/)

Rabu, 26 Maret 2014
Posted by Farisul
Tag :

Tranducer

Teknologi SMS (SIM Make Safety)

Tranducer gambar ke listrik

Kepemilikan SIM menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya tingkat kecelakaan di Indonesia. Seseorang yang belum mampu mengendarai kendaraan dengan baik belum seharusnya dapat mengendarai kendaraannya. Ataupun seseorang yang memang tidak mengerti tentang peraturan lalu lalu lintas tidak menutup kemungkinan juga menjadi faktor penyebab kecelakaan lalu lintas.

Anak yang masih di bawah umur, orang yang sudah lanjut usia dan seorang yang belum memenuhi persyaratan untuk mendapatkan SIM sudah seharusnya belum dapat mengemudikan kendaraannya. Untuk dapat mengemudikan kendaraannya orang tersebut haruslah mendapatkan SIM terlebih dahulu, baik sepeda motor, mobil, ataupun angkutan umum lainnya.

Untuk itu, dirancang sebuah alat yang dapat mengintegrasikan kendaraan bermotor dengan Surat Ijin Mengemudi (SIM). Ide yang saya dapatkan yaitu teknologi SMS (SIM make Safety). Idenya yaitu memanfaatkan barcode SIM yang terdapat pada SIM untuk dapat menghidupkan mesin kendaraan, misalnya mobil.

Alat SMS ini telah terintegrasi dengan database yang telah ditanamkan pada hardisk yang berisi data-data SIM yang ada diseluruh Indonesia, sehingga system dapat membaca data SIM dari semua pemilik SIM.

Mobil tidak akan menyala mesin nya walaupun kunci kontak telah berada pada posisi on, sebelum dilakukan scanning barcode pada SIM. Setelah melakukan scanning, dan hasil scan diterima oleh system, barulah mesin kendaraan akan menyala jika di putar kunci kontaknya pada posisi on.

Database SIM dapat ditambahkan sesuai kebutuhan, dengan menghubungkan alat SMS ini pada computer yang terhubung dengan kabel USB 2.0.




    
                
             



Minggu, 09 Maret 2014
Posted by Farisul
Tag :

Popular Post

Blogger templates

Labels

- Copyright © Catatanku -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -